Fbhis.umsida.ac.id – Dalam upaya mempertahankan status akreditasi unggul, Program Studi Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Prodi AP Umsida) tengah melaksanakan berbagai langkah strategis yang dimulai sejak Februari 2025 dan akan berlangsung hingga Juli 2025. Proses ini melibatkan seluruh komponen civitas akademika, dari pimpinan prodi, dosen, hingga asisten laboratorium (aslab), yang selama ini berperan aktif dalam kegiatan teknis perkuliahan dan praktikum.
Kolaborasi Dosen, Aslab, dan Mahasiswa untuk Akreditasi Unggul
Kaprodi AP Umsida, Ilmi Usrotin C SAP MAP, menjelaskan bahwa keberhasilan mempertahankan akreditasi unggul bukan hanya hasil kerja individu, melainkan hasil kerja kolektif seluruh elemen di lingkungan prodi. Menurutnya, penting bagi setiap individu untuk berperan dalam proses ini, mulai dari dosen, aslab, tenaga kependidikan, hingga mahasiswa. “Akreditasi unggul tidak bisa dicapai hanya oleh satu atau dua orang. Kita harus jadi super team, bukan superman,” ungkap Ilmi.
Proses akreditasi ini bukan hanya rutinitas administratif semata, tetapi juga merupakan bentuk pertanggungjawaban moral dan profesional terhadap institusi dan mahasiswa. Oleh karena itu, seluruh elemen harus bekerja keras dengan integritas dan komitmen tinggi. Ilmi menekankan, “Semua yang kita lakukan ini bukan hanya untuk mendapatkan pengakuan formal, tetapi sebagai wujud keseriusan kita menjaga mutu pendidikan.”
Strategi Penyusunan Dokumen Akreditasi
Tim akreditasi bekerja secara terstruktur dan sistematis untuk menyusun dan menyempurnakan dokumen-dokumen administratif yang menjadi indikator utama penilaian akreditasi. Proses ini dimulai dengan pembaruan dokumen setiap minggu, yang mencakup data kegiatan akademik, pengabdian masyarakat, dan kerja sama yang sudah dijalankan. Seluruh progres ini kemudian dikolase dalam dokumen FED yang akan menjadi bahan utama penilaian dari tim asesor.
Tidak hanya itu, prodi juga melakukan pemetaan terhadap dosen pembimbing dan kegiatan mahasiswa untuk memastikan semua aktivitas akademik dapat tercatat dan tervalidasi dengan baik. Mahasiswa yang tengah mengerjakan tugas akhir turut dilibatkan dalam pelacakan SK pembimbing dan bukti konsultasi sebagai bagian dari proses evaluasi.
Farah Rifki, salah satu asisten laboratorium (aslab), menekankan bahwa kolaborasi antara dosen, aslab, dan mahasiswa sangat krusial dalam kelancaran proses akreditasi. “Jika ada dokumen yang belum lengkap, tim lain bisa bantu. Kita saling backup,” ujarnya. Salsabila Az, aslab lainnya, menambahkan bahwa semangat kebersamaan merupakan kekuatan utama dalam tim akreditasi. “Akreditasi bukan hanya tanggung jawab dosen semata, tapi juga ruang bagi mahasiswa untuk berkontribusi secara nyata terhadap kualitas program studi,” ujarnya.
Peran Mahasiswa dalam Mendukung Akreditasi
Di sisi lain, mahasiswa juga diberikan peran penting dalam mendukung kelancaran akreditasi. Walaupun tidak terlibat langsung dalam penyusunan dokumen, mereka tetap berkontribusi dengan menjaga semangat positif, disiplin, dan memberikan testimoni bila diperlukan. Farah Rifki, sebagai mahasiswa aktif, mengungkapkan kebanggaannya dapat berpartisipasi dalam proses ini. “Kami bangga karena prodi serius mempertahankan akreditasi unggul. Harapannya, ini dapat berdampak pada kualitas lulusan,” ujarnya.
Salsabila Az menambahkan bahwa meskipun mereka tidak langsung terlibat dalam penyusunan dokumen, semangat positif mereka tetap berkontribusi dalam proses akreditasi. “Kami siap mendukung dengan menjaga semangat positif dan saling menyemangati,” tuturnya.
Dengan semangat kolaboratif ini, tim akreditasi berharap dapat mencapai target untuk mempertahankan akreditasi unggul, bukan hanya dari segi nilai, tetapi juga dalam budaya kerja, semangat kolaborasi, dan keteladanan. “Harapannya, kita tidak hanya unggul secara nilai, tetapi juga unggul dalam cara kita bekerja dan berkolaborasi,” tutup Ilmi Usrotin.
Penulis: Selly Agustin
Penyunting: Indah Nurul Ainiyah