Riset Dosen Umsida Ungkap Rahasia Budaya Organisasi yang Disukai Generasi Z

Fbhis.umsida.ac.id – Budaya organisasi kini menjadi fondasi penting bagi keberlangsungan perusahaan di era modern, terutama ketika dihadapkan pada karakter dan tuntutan kerja Generasi Z yang serba dinamis.

Hal ini menjadi fokus utama penelitian Dr Totok Wahyu Abadi MSi, dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), dalam riset berjudul “Bibliometric Analysis: The Influence of Organizational Culture on Generation Z’s Job Satisfaction Lifestyle.”

Melalui pendekatan bibliometrik terhadap 493 publikasi ilmiah internasional periode 2011–2023, penelitian ini mengungkap bahwa budaya organisasi yang adaptif dan inklusif menjadi faktor penting dalam meningkatkan motivasi, loyalitas, dan kepuasan kerja Generasi Z, kelompok yang kini mendominasi tenaga kerja di Indonesia.

“Budaya organisasi yang adaptif adalah kunci untuk memahami dan mengelola karakter unik Generasi Z. Mereka tidak sekadar mencari pekerjaan, tetapi juga mencari makna, fleksibilitas, dan lingkungan kerja yang selaras dengan nilai-nilai pribadi mereka,” ungkap Dr Totok.

Baca juga: Orasi Ilmiah Dr. Sigit Hermawan: Peran Intellectual Capital dalam Meningkatkan Kinerja Organisasi

Generasi Z dan Tantangan Loyalitas di Dunia Kerja
Sumber: Pexels

Generasi Z, yang lahir antara 1995 hingga 2010, dikenal memiliki karakter dinamis, terbiasa dengan teknologi digital, dan sangat menghargai keseimbangan hidup (work-life balance).

Namun, penelitian ini menemukan bahwa kelompok ini juga menunjukkan tingkat turnover intention yang tinggi.

Sekitar 78 persen pekerja Gen Z berniat berpindah kerja dalam dua tahun ke depan, sementara 74 persen akan berpindah jika ada peluang yang lebih baik.

Kondisi ini menandakan bahwa budaya organisasi yang kaku dan tidak inklusif berpotensi menurunkan kepuasan kerja dan mendorong ketidakstabilan SDM.

Karena itu, organisasi modern perlu membangun ekosistem kerja yang terbuka, kolaboratif, dan memberikan ruang bagi aspirasi generasi muda.

Menurut Dr. Totok, “Generasi Z butuh ruang untuk berekspresi dan berkontribusi tanpa sekat hierarki yang kaku. Budaya organisasi yang mampu merangkul keberagaman dan memberi rasa kepemilikan akan membuat mereka lebih loyal dan produktif.”

Lihat juga: Publik dan Pengelolaan Keuangan Daerah: Mewujudkan Transparansi dan Efisiensi Anggaran

Data Bibliometrik Tunjukkan Tren Kenaikan Kajian Budaya Organisasi

Hasil bibliometrik dalam penelitian ini menunjukkan peningkatan signifikan publikasi ilmiah terkait tema “organizational culture” dan “job satisfaction” sejak tahun 2020 hingga 2023.

Tahun 2023 mencatat jumlah tertinggi, dengan 126 publikasi ilmiah baru yang mengkaji topik hubungan antara budaya organisasi dan kepuasan kerja Generasi Z.

Sumber: Pexels

Visualisasi menggunakan VOSViewer menunjukkan bahwa kata kunci seperti “Generation Z,” “job satisfaction,” dan “employee performance” menjadi pusat penelitian global, membentuk jaringan kuat dengan variabel seperti leadership style, work-life balance, dan employee engagement.

Temuan ini memperkuat kesimpulan bahwa budaya organisasi yang adaptif dan inklusif kini menjadi faktor dominan dalam manajemen sumber daya manusia modern.

Menuju Organisasi yang Responsif terhadap Generasi Digital

Penelitian ini juga menekankan bahwa dunia kerja masa kini harus bergerak menuju organisasi yang lebih humanis dan responsif terhadap nilai-nilai generasi digital.

Strategi pengelolaan SDM tidak cukup hanya berfokus pada produktivitas, melainkan juga pada pengalaman kerja dan kesejahteraan psikologis karyawan muda.

“Organisasi perlu memahami bahwa kepuasan kerja Generasi Z bukan hanya soal gaji, tapi soal relevansi, kepercayaan, dan kesempatan berkembang. Ketika budaya kerja mendukung hal itu, loyalitas akan tumbuh dengan sendirinya,” tutur Dr Totok.

Melalui penelitian ini, Dr Totok berharap dunia akademik dan praktisi HR dapat bersama-sama mengembangkan praktik manajemen yang adaptif, inklusif, dan berbasis nilai generasi, agar mampu menghadapi tantangan tenaga kerja masa depan yang semakin kompleks.

Berita Terkini

“Jangan Cuma Nunggu Keajaiban, Kita Harus Nekat!”: Pesan Icho Ade untuk Rekan Yudisium Fbhis Umsida
November 7, 2025By
Orasi Ilmiah Dr. Sigit Hermawan: Peran Intellectual Capital dalam Meningkatkan Kinerja Organisasi
November 6, 2025By
FBHIS Umsida Kukuhkan 408 Mahasiswa pada Yudisium ke-34, Siap Berkarya untuk Negeri
November 5, 2025By
Gerak Nyata Mahasiswa Umsida dalam Aksi Bela Palestina di Jakarta
November 3, 2025By
Dr Roni Tabroni Tekankan Media sebagai Instrumen Islam Berkemajuan dan Pencerahan
November 1, 2025By
Dr Vinda Maya Ungkap Strategi Efektif Media Relations untuk Membangun Kepercayaan Publik di Era Digital
October 31, 2025By
PKPA Umsida Angkatan Kelima Hadir dengan Subsidi Khusus untuk Alumni Hukum
October 30, 2025By
Umsida Luncurkan Program Studi Magister Ilmu Komunikasi: Menjawab Tantangan Media Baru dan PR
October 29, 2025By

Prestasi

Mahasiswa Umsida Raih Juara 2 Tapak Suci di Airlangga Championship
September 16, 2025By
Lagi! Sonhaji Raih Medali Emas Tapak Suci Airlangga Championship 2025
September 15, 2025By
Bangun Mental Tangguh: Mahasiswa Umsida Raih Juara Pencak Silat
September 8, 2025By
Vivi Nabila, Raih Juara 2 Pencak Silat: Semangatnya Membawa Kemenangan
September 7, 2025By
Mahasiswa Akuntansi Sabet Juara 1 Taekwondo Kyorugi U-68
September 6, 2025By
Mahasiswa AP Umsida Raih Juara 2 Pencak Silat di Ajang Kanjuruhan Fighter Competition
September 5, 2025By
Mahasiswa Ikom Persembahkan Medali Emas Taekwondo untuk Umsida
September 4, 2025By
Windy Wulandari Sabet Juara 1 Kejuaraan Pencak Silat, Tampil Sebagai Pesilat Terbaik
September 3, 2025By