Budaya Organisasi, Kepuasan Kerja, dan Dukungan: Kunci Mendorong OCB di Tempat Kerja

Fbhis.umisda.ac.id – Kumara Aji Kusuma dosen prodi manajemen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), berhasil menyelesaikan penelitian penting yang menyoroti peran kepuasan kerja, budaya organisasi, dan perceived organizational support (POS) terhadap perilaku kewargaan organisasi atau Organizational Citizenship Behavior (OCB).

Penelitian ini memberikan kontribusi berarti dalam pengembangan ilmu manajemen sumber daya manusia, khususnya dalam konteks karyawan perusahaan.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memahami seberapa besar pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap OCB pada karyawan perusahaan. OCB sendiri adalah perilaku ekstra-peran yang dilakukan oleh karyawan yang melampaui tanggung jawab mereka sehari-hari dan tidak diatur oleh sistem penghargaan formal dalam organisasi. Perilaku ini mencakup tindakan membantu rekan kerja, loyalitas terhadap perusahaan, dan berinisiatif untuk memperbaiki proses kerja.

Kepuasan Kerja: Faktor Penting dalam Mendorong OCB

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap OCB. Temuan ini memperkuat penelitian sebelumnya oleh Ni Lu Putu Yanti Astika Dewi dan I Gusti Made Suwandana (2016), yang juga menunjukkan hubungan positif antara kepuasan kerja dengan OCB. Karyawan yang merasa puas dengan pekerjaan mereka cenderung lebih termotivasi untuk memberikan kontribusi ekstra terhadap organisasi, seperti membantu rekan kerja atau berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan di luar tugas utama mereka.

Kepuasan kerja menjadi salah satu faktor kunci dalam meningkatkan OCB. Ketika karyawan merasa puas dengan kondisi kerja, mereka cenderung memiliki keinginan yang lebih besar untuk berperan aktif dalam memajukan perusahaan, bahkan di luar deskripsi pekerjaan yang telah ditetapkan.

Budaya Organisasi sebagai Pendorong OCB

Selain kepuasan kerja, budaya organisasi juga terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap OCB. Budaya organisasi yang positif mendorong karyawan untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma organisasi. Temuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nina dan Ahyar pada tahun 2017, yang menunjukkan bahwa budaya organisasi yang kuat dapat mempengaruhi perilaku kewargaan organisasi karyawan.

Budaya organisasi yang baik akan menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan kolaboratif, di mana karyawan merasa dihargai dan didorong untuk melakukan lebih dari sekadar tanggung jawab formal mereka.

Budaya organisasi yang positif tidak hanya memperkuat kinerja karyawan dalam peran formal mereka, tetapi juga mendorong mereka untuk terlibat dalam kegiatan tambahan yang mendukung keberhasilan tim dan organisasi secara keseluruhan.

Perceived Organizational Support: Dukungan Organisasi yang Diakui Karyawan

Faktor ketiga yang diuji dalam penelitian ini adalah perceived organizational support (POS) atau dukungan yang dirasakan karyawan dari organisasi. Hasilnya menunjukkan bahwa POS berpengaruh signifikan terhadap OCB. Karyawan yang merasa didukung oleh organisasi mereka lebih cenderung menunjukkan perilaku kewargaan yang tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian Ni Lu Putu Yanti Astika Dewi dan I Gusti Made Suwandana pada tahun 2016, yang juga menemukan hubungan positif antara POS dengan OCB.

POS mencerminkan sejauh mana karyawan merasa bahwa organisasi peduli dengan kesejahteraan mereka dan menghargai kontribusi mereka. Dukungan ini dapat berupa pengakuan atas hasil kerja yang baik, pemberian pelatihan atau pengembangan karier, serta perhatian terhadap keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi.

Ketika karyawan merasa bahwa mereka didukung oleh organisasi, motivasi intrinsik mereka untuk memberikan yang terbaik meningkat, sehingga perilaku ekstra peran seperti membantu rekan kerja dan meningkatkan produktivitas secara keseluruhan akan lebih sering muncul.

Pengaruh Simultan Terhadap OCB

Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa kepuasan kerja, budaya organisasi, dan POS secara simultan berpengaruh signifikan terhadap OCB. Ketiga variabel ini saling mendukung satu sama lain dalam menciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi karyawan untuk menunjukkan perilaku kewargaan organisasi.

OCB tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor saja, melainkan merupakan hasil dari kombinasi kepuasan kerja, budaya organisasi yang positif, dan dukungan yang dirasakan dari organisasi. Ketika semua faktor ini hadir, karyawan lebih mungkin untuk berperilaku di luar deskripsi pekerjaan formal mereka.

Penelitian ini memberikan wawasan penting bagi manajemen perusahaan dalam mengelola sumber daya manusia. Untuk meningkatkan OCB, perusahaan perlu memberikan perhatian pada tingkat kepuasan kerja, membangun budaya organisasi yang positif, dan memastikan bahwa karyawan merasa didukung oleh organisasi. Ketiga faktor ini terbukti secara empiris berkontribusi terhadap peningkatan OCB, yang pada gilirannya akan meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan.

Bagi para manajer dan pemimpin perusahaan, hasil penelitian ini menekankan pentingnya mengelola faktor-faktor yang berpengaruh terhadap OCB, karena perilaku kewargaan organisasi dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi perusahaan dalam hal efisiensi, produktivitas, dan harmonisasi kerja.

Dengan demikian, temuan dari penelitian Kumara Aji Kusuma ini menambah pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi OCB dan dapat menjadi panduan bagi perusahaan dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih produktif dan mendukung.

Penulis: Indah Nurul Ainiyah

Berita Terkini

Dosen Ikom Umsida Bedah Soal Transformasi Digital Museum
December 4, 2024By
Transformasi Ekonomi Digital dan Kreatif: Strategi Pemulihan Pariwisata Indonesia
December 3, 2024By
Digitalisasi dalam Kebijakan Publik: Pelatihan Analisis untuk Meningkatkan Efektivitas Pemerintahan
November 29, 2024By
Guest Lecture FBHIS: Transformasi Digital dalam Industri Pariwisata Global
November 28, 2024By
Kelas Pasar Modal: Mengembangkan Keahlian Manajerial Keuangan Generasi Muda
November 21, 2024By
Investasi Saham untuk Pemula: GIBEI Umsida Tekankan Konsistensi, Bukan Jumlah Modal
November 20, 2024By
Keberagaman Gender dalam Kepemimpinan Dewan Pengaruhi Konservatisme Akuntansi dan Kinerja Keuangan Perusahaan
November 19, 2024By
Musykom IMM An-Nur ke-9: Regenerasi dan Harapan Baru untuk Kepemimpinan Kreatif
November 18, 2024By

Prestasi

Hafit Wahyu, Dari Lapangan Futsal Hingga Podium Wisudawan Terbaik Umsida
November 7, 2024By
Kuliah Sambil Usaha, Fikri Buktikan Prestasi Akademik dan Bisnis Bisa Berjalan Beriringan
November 6, 2024By
Dari PON Hingga Internasional: Perjalanan Suryaningtyas, Atlet Pencak Silat dengan Segudang Prestasi
November 5, 2024By
Dari Ruang Kuliah ke Pentas Nasional: Perjalanan Zhafira Ramadhani
November 4, 2024By
Berkat Manajemen Waktu, Mahasiswa FBHIS Umsida Dita Raih Juara 1 Lomba Story Telling Nasional
November 1, 2024By
Sukses di ACST 2024: Mahasiswa Akuntansi Raih 8 Kemenangan dalam Lomba Internasional
July 24, 2024By
Melampaui Batas : Mahasiswa FBHIS dari prodi Ikom Umsida Sabet 3 Kejuaraan di SILAT APIK PTMA 2024
March 2, 2024By
Ridwan, Mahasiswa FBHIS dari Prodi AP Lulus 3,5 Tahun Jadi Mahasiswa Terbaik Se-Prodi dan Se-Fakultas
June 5, 2023By