Fbhis.umsida.ac.id – Menjadi mahasiswa sambil bekerja bukanlah hal mudah, namun Alisya Magfiroh Izzati, mahasiswi Manajemen Fakultas Bisnis, Hukum, dan Ilmu Sosial Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (FBHIS Umsida), membuktikan bahwa tekad dan kedisiplinan dapat membawa seseorang meraih prestasi membanggakan.
Alisya, sapaan akrabnya, sempat gap year satu tahun sebelum kuliah karena harus bekerja lebih dari satu tahun setengah.
Namun keputusan itu justru menjadi titik balik yang memperkuat mental dan arah perjuangannya ketika memasuki dunia perkuliahan.
Sejak mulai kuliah di tahun 2021, kehidupannya di Umsida tidak pernah benar-benar mudah.
Ia harus membagi waktu antara kuliah, organisasi, kompetisi, dan pekerjaan.
Namun semua tantangan itu dijalaninya dengan fokus dan konsisten, hingga akhirnya menghantarkan dirinya menjadi wisudawan berprestasi di Wisuda ke-46 Umsida tahun akademik 2025–2026.
Baca juga: Raih Predikat Cumlaude, Dwi Maya Buktikan Hasil dari Konsisten Belajar
Aktif Berkompetisi dan Raih Tiga Pendanaan Dikti

Selama berkuliah, Alisya berhasil menorehkan prestasi luar biasa melalui berbagai program kompetisi dari Dikti.
Ia pertama kali lolos pendanaan Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) pada semester 5 dengan judul Hidrovolt Listrik Berkelanjutan yang berkolaborasi dengan mahasiswa dari Prodi Informatika dan Teknik Elektro.
Tidak berhenti di situ, pada semester 6 ia kembali lolos pendanaan PPK Ormawa, yang juga melibatkan kolaborasi lintas prodi dengan cakupan yang lebih luas.
Puncak pencapaiannya terjadi pada semester 7 ketika ia kembali lolos program P2MW untuk kedua kalinya dengan judul Layanan Santapan dengan Paduan Nuansa Gastronomi Tradisional dan Farmakultur.

“Saya sangat bersyukur atas pencapaian ini dan berharap bisa terus meningkatkan kemampuan saya,” ungkapnya.
Alisya mengaku motivasi terbesarnya berasal dari kedua orang tuanya.
Ia ingin membuktikan bahwa dirinya mampu mencapai tujuan yang telah ia tetapkan.
“Saya berusaha upgrade diri sebisa mungkin supaya tidak menyesal jika nanti tidak memanfaatkan waktu dan peluang dengan baik,” ujar lulusan kelahiran Mojokerto itu.
Mengikuti program-program Dikti memberinya pengalaman berharga, mulai dari mempersiapkan proposal, merekrut anggota, menyusun strategi pemasaran, hingga belajar menghadapi tekanan kompetisi.
Ia pernah gagal beberapa kali sejak semester 4, tetapi tidak menyerah hingga akhirnya mampu meraih tiga pendanaan bergengsi tersebut.
Salah satu pengalaman paling mengena adalah saat ia mengikuti PPK Ormawa, program pengabdian masyarakat selama hampir 12 bulan di Pandaan, Kabupaten Pasuruan.
Ia mengabdi bersama mahasiswa dari berbagai prodi, turun langsung ke masyarakat, dan belajar berbaur dengan lingkungan baru.
Hasilnya, Alisha dan tim mampu membangun pasar budaya yang diakui masyarakat dan pemerintah setempat.
Lihat juga: 7 Pesan Prof Milal dalam Khutbatul Wada kepada para Wisudawan ke-46 Umsida
Belajar dari Organisasi dan Menemukan Relasi yang Tepat

Selain kompetisi, Alisya juga aktif mengikuti dua organisasi kampus, yaitu IMM dan Himpunan Mahasiswa Prodi.
Pengalaman di organisasi membuatnya bertemu banyak teman baru, meningkatkan kemampuan kepemimpinan dan komunikasi, serta membuka jalan menuju berbagai prestasi.
Dalam kesehariannya, Alisya selalu berusaha mengatur waktu dengan membuat jadwal yang efektif.
Walau terkadang kewalahan, ia tetap memprioritaskan tugas yang paling penting dan berusaha tidak menunda pekerjaan.
Sebagai anak yang juga memiliki tanggung jawab di rumah, anak bungsu dari 3 bersaudara itu memastikan semuanya berjalan seimbang.


















