Fbhis.umsida.ac.id – Di antara sekian banyak indikator fundamental yang digunakan untuk menganalisis saham, Dividend Yield (DY) ternyata memiliki peran yang paling memikat perhatian investor.
Hal ini diungkap dalam penelitian yang dilakukan oleh Detak Prapanca SE MM, dosen Prodi Manajemen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), yang menyatakan bahwa dari tiga variabel yang diteliti Dividend Yield, Dividend Payout Ratio (DPR), dan Dividend Per Share (DPS) hanya DY yang secara signifikan memengaruhi harga saham dalam indeks IDXHIDIV20. Apa yang membuat DY begitu kuat sebagai sinyal pasar?
Baca juga: Waspadai Jebakan Dividen: Saat Imbal Hasil Tinggi Justru Jadi Bumerang bagi Investor Saham.
DY Jadi Primadona, Bukan Tanpa Alasan
Dividend Yield adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar imbal hasil dividen yang diperoleh investor dibanding harga saham saat ini.

Dengan kata lain, DY memberikan gambaran seberapa efisien suatu saham dalam menghasilkan pengembalian tunai kepada pemegang sahamnya.
Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai DY, semakin besar pula kemungkinan harga saham akan terdorong naik karena menarik minat investor yang mengincar dividen sebagai strategi investasi.
Dalam penelitian ini, DY menunjukkan pengaruh signifikan terhadap harga saham, berbeda dengan DPR dan DPS yang tidak menunjukkan dampak yang kuat.
DY menjadi indikator paling relevan karena ia memperhitungkan dua sisi penting laba perusahaan yang dibagikan dan harga saham sebagai tolok ukur nilai pasar.
Investor cenderung mempersepsikan saham dengan DY tinggi sebagai “saham murah dengan potensi cuan”, meskipun kenyataannya tidak selalu demikian.
“Temuan ini menunjukkan bahwa pasar lebih merespons imbal hasil aktual yang bisa didapatkan, bukan sekadar besaran absolut dividen,” ujar Detak Prapanca.
Lihat juga: Mengenal Lebih Dekat Peran Akuntansi di Era Digital Transformasi Profesi Akuntan di Era Digital
DY sebagai Sinyal Pasar dan Perilaku Investor
Penelitian ini tidak hanya bicara angka, tetapi juga menyingkap psikologi pasar.
DY kerap dijadikan indikator valuasi saham dan lebih dari itu, sebagai sinyal kepercayaan manajemen terhadap masa depan perusahaan.

Ketika sebuah perusahaan mempertahankan DY tinggi secara konsisten, itu sering dianggap sebagai sinyal bahwa perusahaan memiliki arus kas yang sehat dan mampu membagikan dividen di masa mendatang.
Namun, di sisi lain, DY juga bisa menjadi sinyal palsu bila tidak diiringi oleh kinerja keuangan yang solid.
Misalnya, saham yang harganya anjlok drastis bisa menampilkan DY tinggi secara semu.
Di sinilah pentingnya kecermatan investor untuk tidak hanya terpaku pada rasio semata, tetapi juga memahami konteks keuangan dan strategi manajemen perusahaan tersebut.
Penelitian ini memperlihatkan bahwa investor khususnya di pasar Indonesia lebih cenderung responsif terhadap rasio yang merepresentasikan imbal hasil langsung, terutama pada saham-saham IDXHIDIV20 yang dikenal royal membagikan dividen.
Implikasi Bagi Perusahaan dan Praktik Manajerial
Bagi manajemen perusahaan, hasil penelitian ini bisa dijadikan referensi dalam menyusun strategi komunikasi ke pasar.
Menjaga kestabilan atau bahkan meningkatkan Dividend Yield bisa menjadi cara untuk menjaga harga saham tetap kompetitif di mata investor.
Namun, perlu disadari bahwa menaikkan DY bukan hanya soal membagi lebih banyak laba, tetapi juga menyesuaikan harga saham di pasar yang tidak bisa dikendalikan sepenuhnya.
Perusahaan juga perlu berhati-hati dalam memainkan strategi dividen.
DY yang terlalu tinggi bisa mengundang ekspektasi berlebihan dari investor, sementara ketidakkonsistenan bisa memicu ketidakpercayaan.
Oleh karena itu, keterbukaan informasi dan konsistensi dalam kebijakan dividen menjadi krusial dalam membentuk persepsi pasar yang positif.
Penelitian ini juga menjadi peringatan agar manajemen tidak semata mengejar citra saham “berdividen tinggi” sebagai taktik kosmetik jangka pendek, tetapi fokus pada penciptaan nilai yang berkelanjutan.
Penelitian Detak Prapanca menegaskan satu hal penting: pasar menghargai imbal hasil yang nyata dan terukur.
Dividend Yield bukan hanya sekadar angka, tetapi cermin dari ekspektasi, persepsi, dan strategi keuangan yang dinamis.
Dalam iklim investasi yang semakin kompetitif, memahami DY dengan jeli bisa menjadi pembeda antara keputusan investasi yang bijak dan keputusan yang gegabah.
Sumber: Jurnal “Perangkap dalam Keutungan Deviden pada Harga Saham” oleh Detak Prapanca dan tim.
Penulis: Indah Nurul Ainiyah