Fbhis.umsida.ac.id – Dalam seminar yang menjadi bagian dari launching Program Magister Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Dr Vinda Maya Setianingrum, SSos MA. menyampaikan materi inspiratif tentang Media Relations.
Bertempat di ruang pleno FK Kampus 1 Umsida pada Selasa (28/10/2025), sesi tersebut menjadi sorotan karena membahas bagaimana lembaga, organisasi, maupun individu dapat membangun hubungan profesional dengan media di tengah arus komunikasi digital yang begitu cepat dan dinamis.
Dr Vinda menjelaskan bahwa media relations merupakan salah satu elemen vital dalam kegiatan Public Relations (PR) modern.
“Hubungan antara organisasi dengan media tidak boleh berhenti pada kebutuhan publisitas semata, tetapi harus menjadi kerja sama dua arah yang berlandaskan kejujuran, kredibilitas, dan saling menghormati,” ungkapnya.

Menurutnya, membangun relasi media bukan sekadar untuk mempublikasikan kegiatan, melainkan juga untuk mendapatkan umpan balik dari masyarakat serta memperkuat kepercayaan publik terhadap lembaga.
Ia menekankan bahwa tujuan utama dari media relations adalah menciptakan hubungan yang stabil dan berkelanjutan antara lembaga dan media massa.
Baca juga: Umsida Tambah Prodi Baru: Magister Ilmu Komunikasi Fokus pada PR dan New Media
Media sebagai Pilar Informasi dan Pembentuk Citra Publik
Dalam pemaparannya, Dr Vinda menguraikan bahwa media memiliki tiga fungsi pokok dalam komunikasi publik, yaitu sebagai penyebar informasi, pembentuk citra (image builder), dan pengawas sosial (watchdog).
Ia menegaskan bahwa humas harus memahami kekuatan dan karakteristik setiap media agar mampu mengelola pesan secara efektif.
“Setiap media punya kebijakan editorial, audiens, dan gaya penyampaian yang berbeda. Karena itu, humas perlu melakukan riset kecil, mulai dari membaca gaya berita mereka hingga melakukan kunjungan langsung ke kantor media untuk memahami pola kerja dan kebutuhan redaksional,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa peran media digital saat ini semakin krusial dalam mempercepat penyebaran informasi dan memperluas jangkauan publik.
Namun demikian, kecepatan bukan satu-satunya ukuran keberhasilan komunikasi.
“Kecepatan harus disertai ketepatan dan tanggung jawab moral agar tidak menimbulkan misinformasi,” tegas Dr Vinda.
Dengan memahami cara kerja media, lembaga dapat memastikan pesan yang disampaikan memiliki news value dan mampu memberi pencerahan bagi masyarakat.
“Media tidak hanya sebagai corong, tapi juga mitra strategis dalam membangun reputasi dan kredibilitas lembaga,” tambahnya.
Lihat juga: S2 Ilmu Komunikasi Umsida Resmi Dibuka Siap Cetak Profesional Cyber PR dan Pakar New Media
Aktivasi Media Relations dan Etika Profesional

Lebih lanjut, Dr Vinda menjelaskan berbagai bentuk aktivasi media relations yang dapat dilakukan oleh lembaga, seperti mengirimkan press release, menyelenggarakan konferensi pers, media gathering, special event, hingga wawancara eksklusif dengan jurnalis.
Semua kegiatan itu, katanya, harus dilakukan dengan transparansi dan profesionalisme tinggi.
“Seorang praktisi PR tidak boleh memohon agar media memuat berita, apalagi menutupi informasi negatif. Yang dibutuhkan adalah kejujuran dan kesiapan menyediakan data yang faktual,” ujarnya menegaskan.
Ia menambahkan bahwa PR yang efektif harus memiliki kemampuan menulis yang baik, mampu menemukan nilai berita dari setiap isu, dan bisa memvisualisasikan pesan secara menarik.
“PR yang baik harus bisa menjadi jurnalis yang andal sekaligus komunikator pemasaran yang strategis,” tutur Dr Vinda.
Kolaborasi Digital, Kunci Masa Depan Media Relations
Menutup sesinya, Dr Vinda membahas tren terbaru digital media relations yang menuntut kolaborasi lintas platform.
Menurutnya, hubungan antara lembaga dan media kini berkembang menjadi bentuk kemitraan kreatif dalam menciptakan konten dan narasi bersama.
“Media sekarang tidak hanya penyalur informasi, tetapi juga mitra kolaboratif dalam membangun reputasi lembaga,” katanya.
Ia juga menyinggung kisah sukses figur publik dunia seperti Oprah Winfrey, yang mampu membangun reputasi global melalui hubungan media yang konsisten dan terpercaya.
“Seorang PR yang hebat bukan yang sekadar viral, tetapi yang mampu mengelola isu hingga menjadi media darling isu yang dicintai media karena bernilai publik tinggi,” tutupnya.
Melalui paparan tersebut, Dr Vinda Maya Setianingrum berhasil menggugah kesadaran peserta bahwa media relations bukan sekadar strategi komunikasi, tetapi juga seni membangun kepercayaan dan citra positif di tengah ekosistem digital yang terus berubah.
Penulis: Indah Nurul Ainiyah


















