10 Singkatan dalam Perkuliahan: Maba Wajib Tahu

Fbhis.umsida.ac.id – Dalam dunia perkuliahan, mahasiswa sering kali berhadapan dengan berbagai istilah yang mungkin belum familiar sebelumnya, terutama bagi mereka yang baru memulai studi di perguruan tinggi. Istilah-istilah ini tidak hanya penting untuk dipahami, tetapi juga sering digunakan dalam percakapan sehari-hari di kampus, diskusi akademik, hingga urusan administrasi. Berikut adalah beberapa kata dan frasa yang sering dipakai dalam dunia perkuliahan.

Istilah dalam Perkuliahan
  1. Maba

Maba adalah singkatan dari Mahasiswa Baru, yaitu sebutan bagi mahasiswa yang baru saja diterima di perguruan tinggi dan memulai tahun pertamanya di kampus. Maba biasanya menghadapi masa transisi dari kehidupan sekolah menengah ke dunia perkuliahan yang lebih mandiri dan penuh tantangan. Mereka sering kali mengikuti kegiatan orientasi seperti.

  1. Kupu-Kupu

Kupu- Kupu adalah singkatan dari Kuliah Pulang- Kuliah Pulang Istilah gaul di kalangan mahasiswa yang merujuk pada gaya hidup di mana seorang mahasiswa datang ke kampus hanya untuk mengikuti perkuliahan, kemudian langsung pulang setelah kelas selesai tanpa terlibat dalam kegiatan lain di luar jadwal akademik. Pola ini sering kali mencerminkan rutinitas yang minim interaksi sosial atau partisipasi dalam kegiatan non-akademik, seperti organisasi mahasiswa, komunitas, atau acara kampus lainnya.

Mahasiswa yang menjalani gaya kupu-kupu biasanya lebih fokus pada aktivitas perkuliahan formal dan cenderung menghindari kegiatan di luar jam kelas. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti tuntutan waktu karena pekerjaan paruh waktu, keinginan untuk fokus pada akademik, jarak tempat tinggal yang jauh dari kampus, atau mungkin karena sifat introvert yang lebih nyaman dengan kegiatan individual.

  1. Kura- Kura

Kura-Kura dalam konteks ini adalah singkatan dari Kuliah Rapat Kuliah Rapat, yang menggambarkan gaya hidup mahasiswa yang aktif tidak hanya dalam perkuliahan, tetapi juga dalam berbagai organisasi, komunitas, atau kegiatan kampus lainnya. Mahasiswa yang menjalani pola Kura-Kura biasanya memiliki jadwal yang padat, di mana mereka sering menghadiri kuliah dan segera mengikuti rapat organisasi atau unit kegiatan mahasiswa (UKM) setelahnya.

Gaya hidup ini mencerminkan mahasiswa yang sangat terlibat dalam aktivitas non-akademik di luar perkuliahan formal. Mereka mungkin menjadi anggota aktif dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), himpunan jurusan, komunitas sosial, atau organisasi lainnya. Kura-Kura sering kali dianggap sebagai mahasiswa yang memiliki semangat tinggi dalam pengembangan diri, baik dalam aspek akademik maupun non-akademik. Mereka tidak hanya mengejar nilai akademik, tetapi juga berusaha mengasah keterampilan soft skills seperti kepemimpinan, manajemen waktu, komunikasi, dan kerja tim

Baca juga: Inovasi Baru : Mahasiswa Bisa Lulus tanpa Skripsi dengan Alternatif ini

  1. KRS (Kartu Rencana Studi)

KRS adalah dokumen yang digunakan oleh mahasiswa untuk merencanakan mata kuliah yang akan diambil pada semester berikutnya. KRS ini biasanya diisi pada awal semester, dan isinya mencakup daftar mata kuliah yang dipilih berdasarkan minat atau kebutuhan akademik.

Pengisian KRS menjadi momen penting bagi mahasiswa karena menentukan mata kuliah yang akan dipelajari selama satu semester penuh. Kesalahan dalam pengisian KRS bisa berakibat pada pengambilan ulang mata kuliah di semester berikutnya.

  1. UKT (Uang Kuliah Tunggal)

Istilah ini merujuk pada sistem pembayaran uang kuliah yang diterapkan di banyak perguruan tinggi di Indonesia. UKT menentukan besaran biaya kuliah yang harus dibayar mahasiswa berdasarkan kemampuan ekonomi keluarganya. Sistem ini bertujuan untuk meringankan beban mahasiswa dari keluarga kurang mampu, namun masih sering menjadi perdebatan di kalangan mahasiswa terkait dengan kebijakan dan implementasinya.

Sumber: Pexels
  1. Tugas Akhir

Tugas Akhir sering kali menjadi syarat kelulusan bagi mahasiswa program diploma atau sarjana. Meskipun secara konsep mirip dengan skripsi, tugas akhir tidak selalu berbentuk penelitian akademis yang mendalam. Tugas ini bisa berbentuk karya praktis seperti proyek atau produk yang harus dipresentasikan dan dipertanggungjawabkan oleh mahasiswa di depan dosen penguji.

  1. IPK (Indeks Prestasi Kumulatif)

IPK adalah salah satu indikator keberhasilan akademik mahasiswa selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi. IPK dihitung berdasarkan nilai mata kuliah yang diambil selama semester-semester sebelumnya.

Nilai IPK sering kali menjadi patokan penting bagi mahasiswa, karena akan mempengaruhi berbagai hal, seperti penerimaan beasiswa, kesempatan magang, hingga proses pencarian kerja setelah lulus.

  1. Organisasi Kemahasiswaan

Organisasi kemahasiswaan adalah lembaga atau wadah yang dibentuk untuk menampung aktivitas non-akademik mahasiswa, seperti himpunan mahasiswa, badan eksekutif mahasiswa (BEM), atau unit kegiatan mahasiswa (UKM).

Melalui organisasi ini, mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan leadership, teamwork, serta mendapatkan pengalaman di luar perkuliahan formal. Banyak mahasiswa yang memanfaatkan organisasi ini sebagai sarana untuk memperluas jaringan dan meningkatkan soft skills.

  1. OSPEK

Adalah singkatan dari Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus adalah membantu mahasiswa baru (maba) mengenal lebih dalam tentang lingkungan kampus, sistem perkuliahan, budaya akademik, serta memperkenalkan mereka kepada dosen, staf, dan organisasi mahasiswa. OSPEK biasanya diadakan di awal tahun ajaran sebelum perkuliahan dimulai.

Lihat juga: FBHIS Umsida Siapkan Mahasiswa Hadapi Revolusi Industri 5.0

Bersiap untuk menghadapi dunia perkuliahan? Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) menawarkan berbagai kesempatan yang dapat membantu kamu mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan. Daftarkan dirimu sekarang di website admisi Umsida dan mulailah perjalanan akademik bersama Umsida!

Berita Terkini

Riset Dosen Ikom Umsida Tingkatkan Mutu Sekolah Muhammadiyah dengan AI
January 21, 2025By
Mahasiswa Ikom Umsida Raih 4 Penghargaan di IVSC 2025
January 20, 2025By
IVSC 2025: Mengukir Kesuksesan dalam Kolaborasi Global
January 16, 2025By
Peran Keluarga dalam Membangun Etika Komunikasi Digital
January 15, 2025By
Perjalanan Inspiratif Prof Sriyono: Dari Lektor Hingga Guru Besar di Umsida
January 14, 2025By
Fenomena Sosial Akun Kedua di Instagram: Refleksi Identitas dalam Era Digital
January 13, 2025By
IVSC 2025: Ikom Umsida Perluas Kolaborasi Global untuk Inovasi Digital
January 8, 2025By
Simulasi Sidang: Mahasiswa Unisza Malaysia Belajar Hukum di Umsida
January 7, 2025By

Prestasi

Hafit Wahyu, Dari Lapangan Futsal Hingga Podium Wisudawan Terbaik Umsida
November 7, 2024By
Kuliah Sambil Usaha, Fikri Buktikan Prestasi Akademik dan Bisnis Bisa Berjalan Beriringan
November 6, 2024By
Dari PON Hingga Internasional: Perjalanan Suryaningtyas, Atlet Pencak Silat dengan Segudang Prestasi
November 5, 2024By
Dari Ruang Kuliah ke Pentas Nasional: Perjalanan Zhafira Ramadhani
November 4, 2024By
Berkat Manajemen Waktu, Mahasiswa FBHIS Umsida Dita Raih Juara 1 Lomba Story Telling Nasional
November 1, 2024By
Sukses di ACST 2024: Mahasiswa Akuntansi Raih 8 Kemenangan dalam Lomba Internasional
July 24, 2024By
Melampaui Batas : Mahasiswa FBHIS dari prodi Ikom Umsida Sabet 3 Kejuaraan di SILAT APIK PTMA 2024
March 2, 2024By
Ridwan, Mahasiswa FBHIS dari Prodi AP Lulus 3,5 Tahun Jadi Mahasiswa Terbaik Se-Prodi dan Se-Fakultas
June 5, 2023By