Fbhis.umsida.ac.id – Program Studi Hukum Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) menyambut kunjungan spesial dari mahasiswa Universitas Sultan Zainal Abidin (Unisza) Malaysia Pada Jumat (03/01/2025).
Para mahasiswa yang berasal dari jurusan Syariah ini datang untuk mempelajari sistem hukum dan proses persidangan di Indonesia melalui program pertukaran pelajar (student exchange). Kegiatan ini berlangsung di Laboratorium Peradilan Semu Prodi Hukum Umsida dengan suasana penuh keakraban dan semangat belajar.
Kunjungan ini diawali dengan sesi ramah tamah. Para mahasiswa Unisza disuguhkan salah satu hidangan khas Indonesia, lontong sate, yang langsung mencuri perhatian mereka. Dengan penuh rasa ingin tahu, mereka menikmati pengalaman kuliner yang menjadi pembuka dari rangkaian acara hari itu.
Selanjutnya, kegiatan dibuka secara resmi dengan sambutan hangat dari Dr Lidya Shery Muis SH MH MKn Kepala Program Studi Hukum Umsida. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan harapan agar kunjungan ini tidak hanya memberikan wawasan baru tentang hukum Indonesia, tetapi juga menjadi pengalaman berharga bagi para mahasiswa Unisza. “Kami berharap kegiatan ini dapat mempererat hubungan antara Umsida dan Unisza serta membuka jalan untuk kerja sama lebih lanjut di masa mendatang,” ujar beliau.
Hadir pula dalam acara ini Ibu Sri Budi Purwaningsih selaku Sekretaris Prodi Hukum, Ibu Nur Fatimah Mediawati, serta Bapak Moh. Faizin, laboran Prodi Hukum yang memandu jalannya kegiatan dengan dukungan dari Tim Asisten Laboratorium (Ass. Lab) Prodi Hukum. Kehadiran para dosen dan tim pendukung memastikan kegiatan berlangsung lancar dan memberikan dampak positif bagi para peserta.
Mengenal Sistem Peradilan Indonesia
Setelah sambutan, kegiatan dilanjutkan dengan sesi edukasi mengenai tata tertib dan alur persidangan di Indonesia yang dipandu oleh Bapak Moh. Faizin. Dalam sesi ini, beliau menjelaskan peran-peran penting dalam persidangan, seperti hakim, jaksa, kuasa hukum, serta pihak-pihak terkait lainnya. Selain itu, beliau juga memperkenalkan toga hakim beserta warna dan fungsinya, memberikan wawasan menarik tentang simbol-simbol dalam peradilan Indonesia.
Penjelasan ini menjadi bekal awal bagi mahasiswa Unisza sebelum mereka terjun langsung dalam simulasi persidangan. Mahasiswa tampak serius mendengarkan dan mencatat poin-poin penting yang disampaikan. Materi ini dirancang untuk memberikan pemahaman menyeluruh tentang bagaimana hukum diterapkan dalam proses peradilan di Indonesia.
Simulasi Sidang Pidana yang Interaktif
Bagian utama dari kegiatan ini adalah simulasi sidang pidana yang dilakukan di Laboratorium Peradilan Semu Umsida. Dalam simulasi ini, mahasiswa Unisza diberi kebebasan untuk memilih peran yang ingin dimainkan, seperti hakim, jaksa penuntut umum, kuasa hukum, atau terdakwa. Sebelum memulai simulasi, mereka dibantu oleh Tim Ass. Lab Hukum dalam mengenakan atribut resmi seperti toga hakim, toga jaksa, dan toga kuasa hukum.
Simulasi berlangsung menggunakan bahasa Malaysia, yang memberikan keunikan tersendiri. Hal ini tidak hanya memudahkan para mahasiswa Unisza dalam berkomunikasi, tetapi juga menciptakan suasana yang lebih akrab dan interaktif. Dengan arahan dari Bapak Faizin, simulasi berjalan lancar, memberikan gambaran nyata mengenai proses persidangan di Indonesia.
Para mahasiswa Unisza menunjukkan antusiasme tinggi dalam menjalankan peran mereka. Salah satu peserta bahkan mengungkapkan, “Kami merasa seperti benar-benar berada di ruang sidang. Ini adalah pengalaman yang sangat mendalam dan menyenangkan.”
Kenangan yang Berkesan
Setelah simulasi selesai, para peserta berkesempatan untuk berfoto bersama menggunakan atribut persidangan sebagai kenang-kenangan. Keceriaan terpancar dari wajah para mahasiswa Unisza, menunjukkan keberhasilan acara ini dalam memberikan pengalaman edukatif yang bermakna. Momen ini juga menjadi simbol semangat kerja sama dan persahabatan antara kedua universitas.
Harapan dan Masa Depan Kerja Sama
Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal untuk mempererat hubungan antara Universitas Muhammadiyah Sidoarjo dan Universitas Sultan Zainal Abidin Malaysia. Kedua institusi memiliki potensi besar untuk mengembangkan kerja sama lebih lanjut, khususnya di bidang hukum dan syariah.
Melalui kunjungan ini, mahasiswa Unisza tidak hanya mendapatkan wawasan baru tentang sistem hukum Indonesia, tetapi juga belajar nilai-nilai kebudayaan dan praktik-praktik hukum yang dapat diaplikasikan dalam konteks mereka. Sebaliknya, bagi Umsida, kegiatan ini menjadi kesempatan untuk menunjukkan keunggulan sistem pendidikan hukum yang dimilikinya.
Dengan keberhasilan kegiatan ini, Umsida dan Unisza optimis dapat melanjutkan pertukaran ilmu pengetahuan, memperluas jejaring internasional, dan menciptakan generasi muda yang kompeten di bidang hukum global.