Fbhis.umsida.ac.id – Poppy Febriana MMedkom, Dekan FBHIS Umsida, berhasil menyelesaikan ujian doktor terbuka, dengan disertasinya yang membedah soal male beauty influencer.
Ujian doktor terbuka berlangsung pada Senin, (21/10/2024) Ruang Adi Sukadana, FISIP Universitas Airlangga. Disertasi yang digagas menarik perhatian publik karena membahas isu yang dianggap kontroversial di tengah masyarakat Indonesia.
Ujian terbuka ini dipimpin oleh Prof. Yusuf sebagai ketua sidang, yang membuka ujian dengan mempersilakan Poppy mempresentasikan hasil penelitiannya.
Disertasinya yang berjudul “Tubuh, Teknologi, dan Industri Kecantikan: Analisis Diskursus Transgesi Tubuh Male Beauty Influencer pada Platform Instagram di Era Posthuman”. Dalam presentasinya, Poppy menjelaskan bahwa male beauty influencer di Instagram tidak hanya menggunakan teknologi sebagai media untuk berekspresi, tetapi juga memanfaatkan platform ini untuk menghadirkan diskursus baru mengenai keragaman gender di ruang publik digital.
Male Beauty Influencer dalam Melawan Stereotip Gender
Poppy mengungkapkan bahwa male beauty influencer berupaya melawan stereotip gender yang selama ini dianggap kaku di masyarakat Indonesia.
“Hasil penelitian menunjukkan bahwa para male beauty influencer tidak sekadar menggunakan teknologi sebagai media untuk mengekspresikan diri mereka, tetapi juga sebagai ruang untuk menampilkan perjuangan melawan stereotip gender yang dianggap kaku di masyarakat Indonesia,” ungkapnya dalam ujian terbuka.
Ia menambahkan bahwa para influencer ini mencoba membawa diskursus tentang keragaman gender di tengah-tengah masyarakat Indonesia, khususnya melalui media sosial, yang menjadi salah satu alat utama untuk menyuarakan isu-isu gender di era posthuman.
Kapitalisme dalam Industri Kecantikan dan Kontrol terhadap Kesadaran
Salah satu poin penting dalam disertasi Poppy adalah bagaimana kapitalisme dalam industri kecantikan berperan dalam mengontrol kesadaran male beauty influencer terkait praktik transgesi tubuh mereka di media sosial.
Poppy menguraikan bahwa tujuan dari penelitiannya adalah untuk menganalisis secara kritis bagaimana para influencer tersebut memanfaatkan kemampuan transformasi digital dan media sosial sebagai sarana untuk menantang konstruksi sosial yang ada mengenai kecantikan dan gender.
Melalui disertasinya, Poppy juga mengeksplorasi bagaimana teknologi, khususnya media sosial, berperan dalam membentuk tubuh imajiner yang ditampilkan oleh para male beauty influencer.
Menurutnya, konsep tubuh tidak lagi terbatas pada entitas biologis, tetapi dapat dimodifikasi dan ditransformasikan melalui teknologi, sehingga menjadi simbol perjuangan melawan norma-norma sosial yang dominan.
Mengacu pada Teori Cyborg Donna Haraway
Dalam kajian teoritisnya, Poppy merujuk pada teori cyborg dari Donna Haraway, yang menjelaskan bagaimana tubuh manusia dapat dimodifikasi dan disatukan dengan teknologi.
“Konsep ini sangat relevan dalam konteks male beauty influencer, yang memanfaatkan teknologi untuk membentuk tubuh ideal versi mereka sendiri di ruang digital,” jelas Poppy.
Disertasi Poppy menarik perhatian karena mengangkat topik yang dianggap kontroversial, khususnya terkait dengan gender dan kecantikan.
Lihat juga: Usung Tema Nusantara, 467 Mahasiswa FBHIS Umsida Resmi Menyongsong Masa Depan
Di satu sisi, male beauty influencer dianggap melanggar norma tradisional yang selama ini mendikte standar kecantikan dan identitas gender di Indonesia.
Di sisi lain, mereka justru dilihat sebagai agen perubahan yang mampu mendobrak stereotip dan memperluas diskursus mengenai gender di ruang publik.
Beberapa peserta ujian yang hadir dalam ujian terbuka ini turut memberikan komentar mengenai topik disertasi Poppy yang dinilai progresif.
Prestasi Akademik yang Gemilang
Setelah ujian selesai dan sambil menunggu hasil penilaian dari para penguji, Poppy terlihat tenang. Akhirnya, setelah musyawarah penilaian, Poppy dinyatakan lulus dengan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,94 dan meraih predikat sangat memuaskan.
Dr. Poppy menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukungnya selama proses penulisan disertasi, termasuk kepada promotor, kopromotor, civitas akademika Umsida, seluruh keluarga besar Prodi Ikom Umsida, serta keluarganya yang selalu memberikan dukungan hingga ia berhasil meraih gelar doktor.
“Saya sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung saya, terutama keluarga dan rekan-rekan di Umsida. Gelar ini adalah hasil kerja keras bersama,” pungkasnya.
Dengan perolehan gelar doktor, Poppy Febriana kini resmi menyandang gelar doktor, menambah daftar prestasi yang diraih oleh civitas akademika Umsida.
Penulis: Indah Nurul Ainiyah