Fbhis.umsida.ac.id – Kesetaraan gender telah menjadi perhatian global dalam upaya menciptakan dunia yang lebih adil dan inklusif.
Dalam Sustainable Development Goals (SDGs), kesetaraan gender ditempatkan sebagai tujuan kelima yang menekankan pentingnya memastikan perempuan dan laki-laki memiliki akses yang sama terhadap hak, peluang, dan sumber daya.
Namun, meskipun kemajuan telah dicapai di berbagai negara, tantangan masih terus berlanjut dalam berbagai aspek kehidupan.

SDGs Nomor 5 tidak hanya bertujuan untuk menghapus diskriminasi terhadap perempuan, tetapi juga menghilangkan segala bentuk ketidakadilan berbasis gender yang menghambat pembangunan.
Pentingnya Kesetaraan Gender dalam Pembangunan
Kesetaraan gender bukan sekadar tuntutan sosial, tetapi juga elemen krusial dalam pembangunan ekonomi dan sosial yang berkelanjutan.
Negara-negara dengan tingkat kesetaraan gender yang tinggi terbukti memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil, tingkat pendidikan yang lebih baik, serta kesejahteraan masyarakat yang lebih merata.
Ketika perempuan mendapatkan akses yang sama terhadap pendidikan, pekerjaan, dan layanan kesehatan, mereka dapat berkontribusi secara signifikan dalam berbagai sektor.
Dalam dunia kerja, perempuan masih menghadapi ketimpangan upah dan akses yang lebih rendah terhadap posisi kepemimpinan.
Stereotip gender yang masih mengakar sering kali menghambat perempuan untuk berkembang dalam karier dan pengambilan keputusan.
Padahal, studi menunjukkan bahwa organisasi dengan keberagaman gender yang baik cenderung memiliki inovasi yang lebih tinggi dan keputusan bisnis yang lebih matang.
Selain itu, kesetaraan gender juga berpengaruh pada tingkat kesehatan dan pendidikan suatu negara. Di banyak daerah, anak perempuan masih mengalami hambatan untuk mengakses pendidikan yang layak akibat pernikahan dini, norma sosial yang membatasi, serta keterbatasan fasilitas.
Meningkatkan kesetaraan dalam pendidikan akan menghasilkan generasi yang lebih cerdas dan mampu membawa perubahan sosial yang lebih baik.
Lihat juga: Bagaimana Pola Asuh Anak yang Berkeadilan Gender Berlandaskan Ajaran Islam?
Tantangan dalam Mencapai Kesetaraan Gender
Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, masih banyak tantangan yang menghambat pencapaian SDGs Nomor 5. Salah satu tantangan terbesar adalah norma dan budaya patriarki yang masih mengakar di berbagai masyarakat.
Pola pikir tradisional sering kali membatasi peran perempuan hanya dalam ranah domestik, sementara laki-laki diharapkan menjadi pencari nafkah utama.
Di beberapa negara, kekerasan berbasis gender masih menjadi masalah serius yang sulit diberantas. Banyak perempuan yang mengalami pelecehan dan kekerasan di lingkungan kerja, sekolah, bahkan dalam rumah tangga.
Kurangnya akses terhadap perlindungan hukum dan rasa takut akan stigma sosial membuat banyak kasus kekerasan gender tidak dilaporkan.
Selain itu, representasi perempuan dalam politik dan pengambilan keputusan masih sangat rendah. Padahal, kehadiran perempuan dalam kebijakan publik dapat membawa perspektif yang lebih inklusif dan memperjuangkan hak-hak perempuan secara lebih efektif.
Jika tidak ada upaya yang serius dalam meningkatkan partisipasi perempuan di sektor politik, maka ketimpangan dalam kebijakan akan terus terjadi.
Langkah Nyata Menuju Kesetaraan Gender
Untuk mencapai SDGs Nomor 5, diperlukan langkah konkret dalam berbagai sektor. Pemerintah harus memainkan peran utama dalam menciptakan kebijakan yang mendukung kesetaraan gender, mulai dari regulasi yang melindungi hak-hak perempuan di tempat kerja, pemberian akses pendidikan yang lebih luas, hingga kebijakan yang mendorong representasi perempuan dalam politik.
Selain kebijakan, pendidikan memiliki peran penting dalam mengubah pola pikir masyarakat tentang kesetaraan gender.
Kurikulum yang mengajarkan kesetaraan sejak dini dapat membantu generasi muda memahami bahwa perbedaan gender bukanlah penghalang dalam mencapai impian dan kesuksesan.
Pendidikan juga menjadi alat utama dalam memberdayakan perempuan agar mereka memiliki keterampilan dan kepercayaan diri untuk bersaing di berbagai bidang.
Di sisi lain, sektor swasta juga memiliki kontribusi besar dalam mendukung kesetaraan gender. Perusahaan harus memastikan bahwa sistem perekrutan dan promosi berbasis pada kompetensi, bukan gender.
Kebijakan fleksibilitas kerja yang lebih inklusif dapat membantu perempuan untuk tetap produktif tanpa harus memilih antara karier dan kehidupan keluarga.
Kesetaraan gender bukan hanya tentang memberikan hak yang sama bagi perempuan dan laki-laki, tetapi juga menciptakan lingkungan yang lebih adil bagi semua.
Jika kesetaraan gender dapat diwujudkan secara global, maka masyarakat akan lebih sejahtera, ekonomi akan lebih berkembang, dan tujuan pembangunan berkelanjutan akan lebih mudah tercapai.
Masyarakat harus terus mendorong perubahan ini agar masa depan yang lebih adil dan inklusif bisa menjadi kenyataan.
Penulis: Indah Nurul Ainiyah