Fbhis.umsida.ac.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Kelompok 8 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) berhasil membangkitkan kembali semangat dakwah dan berorganisasi.
Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di Desa Kedungpeluk, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo. Dengan pendekatan inovatif yang relevan bagi kebutuhan generasi muda saat ini, mahasiswa KKN-T berkolaborasi dengan IPM dalam menciptakan program-program dakwah yang lebih menarik dan interaktif.
Latar Belakang: Peran Penting IPM
IPM, sebagai organisasi otonom Muhammadiyah, memiliki misi untuk membentuk pelajar muslim yang berilmu, berakhlak mulia, dan terampil dalam menjalankan dakwah amar ma’ruf nahi munkar.
Sebagai wadah bagi pelajar, IPM berperan penting dalam menanamkan nilai-nilai Islam dan membawa perubahan positif di lingkungan masyarakat. Namun, di Desa Kedungpeluk, semangat IPM mulai memudar seiring dengan pasifnya keanggotaan, terutama di kalangan pelajar.
Menurut Ibu Daimah, Ketua Pengurus Ranting Aisyiyah Desa Kedungpeluk, regenerasi dakwah sangat bergantung pada para pelajar IPM.
“Keberadaan IPM bagi kami ini sangat penting, karena mereka merupakan calon regenerasi kami. Jika bukan mereka, siapa lagi yang mau melanjutkan dakwah kita?” ujarnya pada Jumat, 19 Juli 2024.
Namun, ia menambahkan bahwa meskipun anggota IPM di Desa Kedungpeluk cukup banyak, sekitar 40% dari anggota adalah pelajar sekolah dasar (SD), mereka kurang aktif dalam kegiatan keorganisasian.
Baca juga: 3 Mahasiswa Hukum Bantu Legalitas BUMDes Desa Wangkal untuk Pengembangan Ekonomi Berkelanjutan
Pendekatan Inovatif Mahasiswa KKN-T
Melihat kondisi tersebut, mahasiswa KKN-T Kelompok 8 UMSIDA segera menyusun program pendampingan untuk IPM Kedungpeluk.
Program ini bertujuan untuk membangkitkan kembali semangat berorganisasi dan berdakwah melalui pendekatan yang lebih menarik dan sesuai dengan karakter generasi muda, khususnya pelajar SD yang menjadi mayoritas anggota IPM di desa tersebut.
Dalam mewujudkan hal tersebut, mahasiswa KKN-T menghadirkan kajian dengan konsep fun game, yaitu memadukan materi dakwah dengan permainan yang menyenangkan.
Materi yang disampaikan ringan, namun bermakna, sehingga para pelajar merasa tertarik dan tidak bosan. Dengan kegiatan yang lebih interaktif ini, diharapkan IPM Kedungpeluk mampu menarik perhatian pelajar lain yang belum tergabung dalam organisasi tersebut.
“Kami ingin kegiatan IPM lebih hidup dan bisa membawa dampak positif bagi para pelajar di Desa Kedungpeluk. Salah satunya melalui program pendampingan ini, kami berusaha memberikan warna baru dalam metode dakwah yang lebih menyenangkan dan relevan bagi mereka,” kata salah satu mahasiswa KKN-T.
Kegiatan Interaktif: Lebih dari Sekadar Mengaji
Pendampingan ini tidak hanya fokus pada kajian keagamaan, tetapi juga menunjukkan manfaat praktis yang bisa didapatkan dari bergabung di IPM.
Menurut Ibu Ilamud, salah satu ustazah di TPQ Aisyiyah Kedungpeluk, kegiatan IPM bisa lebih bervariasi. “Kegiatan IPM tidak harus diisi dengan mengaji saja. Bisa diinovasikan dengan kegiatan-kegiatan lain,” jelasnya.
Ibu Daimah pun menambahkan, “Kakak-kakak KKN-T punya ilmu yang bisa ditransfer kepada teman-teman IPM. Anak IPM sudah saya koordinasikan, selama ada kakak-kakak KKN-T di sini, untuk dimaksimalkan dalam sharing ilmu.”
Kegiatan pendampingan ini dilaksanakan setiap Sabtu dan mencakup berbagai aktivitas menarik, seperti partisipasi dalam acara kemasyarakatan, termasuk kegiatan jalan sehat bersama warga sekitar.
Mahasiswa KKN-T juga berencana memberikan pelatihan pembuatan hidroponik kepada anggota IPM, sebagai bagian dari pengembangan keterampilan praktis.
Dampak Positif: IPM yang Lebih Aktif dan Berkarakter
Hasil dari pendampingan yang dilakukan mahasiswa KKN-T ini mulai terlihat. IPM Kedungpeluk, yang sebelumnya pasif, kini beranjak menjadi organisasi yang lebih aktif dan berkarakter.
Respon positif dari anggota dan masyarakat sekitar semakin memperkuat semangat para pelajar dalam menjalankan kegiatan organisasi.
Melalui transfer ilmu yang dilakukan oleh mahasiswa KKN-T, diharapkan para anggota IPM tidak hanya pandai dalam teori, tetapi juga mampu mengimplementasikan nilai-nilai yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
Keberadaan IPM, yang didukung dengan program-program interaktif dan inovatif, menjadi semakin kokoh sebagai benteng peradaban dan dakwah di Desa Kedungpeluk.
Dengan demikian, pendampingan yang dilakukan oleh mahasiswa KKN-T Kelompok 8 UMSIDA memberikan kontribusi nyata dalam menghidupkan kembali semangat dakwah IPM, terutama di tengah tantangan era digital yang semakin mengaburkan nilai-nilai luhur. Mahasiswa KKN-T berperan sebagai agen perubahan yang membawa semangat baru bagi organisasi IPM di desa tersebut.
Informasi selengkapnua kunjungi instagram fbhisumsida
Penulis: Muhammad Ubaidillah
Penyunting: Indah Nurul Ainiyah